 |
| Erupsi Gunung Api Ibu Halmahera Barat |
Halbar, ABARCE – Gunung Ibu di Maluku Utara kembali mengalami erupsi pada Selasa (12/2) pukul 20.04 WIT. Berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kolom abu teramati mencapai tinggi ±700 meter di atas puncak atau sekitar 2.025 meter di atas permukaan laut. Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke tenggara.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan berlangsung selama kurang lebih 1 menit 26 detik. Saat ini, status Gunung Ibu masih berada pada *Level III (Siaga)*, yang menunjukkan aktivitas vulkanik masih tinggi dan berpotensi meningkat.
PVMBG telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi bagi masyarakat dan pihak terkait guna mengantisipasi dampak erupsi. Warga, pengunjung, dan wisatawan dilarang beraktivitas dalam radius 4 km dari kawah aktif serta di area sektoral sejauh 5 km ke arah utara, yang merupakan jalur bukaan kawah.
Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi hujan abu, terutama bagi yang beraktivitas di luar rumah. Penggunaan masker dan kacamata pelindung sangat disarankan untuk menghindari dampak negatif terhadap kesehatan.
Selain itu, PVMBG menekankan pentingnya menjaga kondusivitas situasi di tengah masyarakat. Warga diminta untuk tidak menyebarkan berita bohong (hoax) terkait erupsi ini dan hanya mengacu pada sumber informasi resmi seperti PVMBG dan pemerintah daerah.
Sementara itu, tim pemantauan terus mengawasi perkembangan aktivitas Gunung Ibu agar mitigasi bencana dapat dilakukan secara efektif dan cepat.
Walaupun ada laporan mengenai dampak terhadap permukiman warga, masyarakat di sekitar gunung diminta tetap waspada terhadap kemungkinan peningkatan aktivitas.
Sejumlah desa yang berada di sekitar Gunung Ibu juga diminta untuk mempersiapkan langkah-langkah antisipasi, termasuk kesiapan jalur evakuasi jika aktivitas vulkanik semakin meningkat. Masyarakat diminta untuk mengikuti arahan dari pihak berwenang guna menghindari risiko lebih besar.
Gunung Ibu merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia yang terus menunjukkan peningkatan aktivitas dalam beberapa tahun terakhir.
Oleh karena itu, pemantauan dan mitigasi menjadi langkah penting untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.
