Maba, ABARCE - Rencana Pemerataan Kuota Minyak Tanah (MITA) bagi seluruh pangkalan Mita di Kabupaten Halmahera Timur (Haltim) oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindakop) rupanya hanya isapan jempol belaka atau fiktif.
Ini terbukti dalam pembagian kuota Minyak kepada masing-masing pangkalan tidak sesuai dengan yang disampaikan kepala Dinas (Kadis) beberapa pekan kemarin saat diwawancarai.
Kadis Perindakop Ricko debeturu saat di wawancarai pekan kemarin menyampaikan pada tahun 2025 ini pihaknya bakal melakukan pemerataan harga MITA dan pemerataan pembagian Kuota Minyak bagi seluruh pangkalan minyak yang ada di Haltim.
Hal ini tidak seimbang dengan apa yang disampaikan Kadis Ricko sebab berdasarkan data yang didapat ada beberapa pangkalan yang jumlah pengguna minyak sedikit namun kuota Minyak lebih besar kemudian ada pangkalan yang jumlah pengguna lebih banyak dari jumlah Kuota Minyak.
Salah satunya pangkalan di Kecamatan Maba Selatan, dimana untuk pangkalan di Loleolamo jumlah kuota yang didapat sebanyak 5 ton sementara pengguna kebutuhan minyak tanah lebih kecil.
Sementara untuk Desa Gotowasi jumlah kuota yang di dapatkan oleh pangkalan hanya 2 ton sementara jumlah pengguna minya lebih banyak.
Tak hanya itu, para pangkalan yang baru diketahui mendapat kuota lebih banyak dibandingkan dengan pangkalan yang lama ini mengakibatkan kecembuaruan sosial antar sesama pangkalan terkait pemerataan.(*).