Haltim,ABARCE – Sebuah penelitian genetika terbaru mengungkap jejak DNA Eropa dalam komunitas adat Lingon yang mendiami pedalaman Halmahera Timur. Temuan ini menarik perhatian karena menguatkan dugaan ilmiah mengenai asal-usul fisik Kaukasoid yang dimiliki oleh kelompok masyarakat ini.
Laboratorium Genetika Institut Teknologi Bandung (ITB) menemukan bahwa 75 persen dari 50 sampel DNA anggota Suku Lingon mengandung marker genetik yang umumnya ditemukan pada populasi Eropa Utara.
Penelitian ini dilakukan melalui pengambilan sampel rambut dan sel epitel mulut, memberikan bukti kuat adanya pengaruh genetik dari luar Nusantara.
Selain kajian genetika, studi arkeologi maritim yang dilakukan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menemukan titik-titik bangkai kapal Eropa di perairan sekitar Halmahera.
Salah satu bangkai kapal diperkirakan berasal dari abad ke-17, sejalan dengan periode awal kemunculan Suku Lingon di wilayah tersebut.
Hal ini memunculkan dugaan bahwa interaksi dengan pelaut atau penjelajah Eropa pada masa lalu berperan dalam pembentukan identitas genetika suku ini.
Meski memiliki jejak DNA Eropa, penelitian etnografi Universitas Khairun Ternate mengungkap bahwa Suku Lingon telah sepenuhnya mengadopsi pola hidup masyarakat pedalaman Halmahera.
Mereka menjalankan sistem perladangan berpindah dan berburu menggunakan teknik tradisional, sebagaimana suku-suku asli lainnya di kawasan tersebut.
Keunikan Suku Lingon, terutama ciri fisik mereka yang mencolok seperti mata biru dan kulit lebih terang dibandingkan masyarakat sekitar, telah lama menjadi perbincangan di kalangan antropolog dan sejarawan.
Tags
Daerah