Ketapel dan Nostalgia Masa Kecil

 

Deskripsi Foto 1

Sejumlah Anak di Jailolo menggunakan Ketapel untuk berburu Burung. 

Deskripsi Foto 2

Membidik dengan menggunakan Ketapel

Deskripsi Foto 3

Seorang Anak Kecil mengetes Ketapel Buatan Sendiri

Deskripsi Foto 4

Dua Orang Anak saat Asik menggunakan Ketapel


Halbar, ABARCE – Ketapel, alat sederhana berbentuk Y dengan tali karet elastis, menjadi bagian tak terpisahkan dari masa kecil anak-anak di Maluku Utara. Meski kini dianggap sebagai mainan, ketapel menyimpan sejarah panjang sebagai alat berburu hingga senjata dalam berbagai konflik. 

Ketapel mulai dikenal luas setelah ditemukannya karet vulkanisasi oleh Charles Goodyear pada tahun 1839. Penemuan ini memungkinkan manusia menciptakan alat yang mampu melontarkan proyektil dengan tenaga elastis. 

Di masa lalu, masyarakat pedesaan di Indonesia, termasuk Maluku Utara, memanfaatkan ketapel untuk berburu hewan kecil seperti burung dan kelinci. 

Tidak hanya sebagai alat berburu, ketapel juga tercatat digunakan dalam konflik kecil. Masyarakat yang tidak memiliki akses ke senjata api kerap memanfaatkan ketapel sebagai alat pertahanan diri atau senjata perlawanan. 

Meski sederhana, ketapel cukup efektif untuk melukai lawan di jarak dekat. Pada abad ke-20, ketapel mulai populer sebagai mainan anak-anak. 

Di Maluku Utara, ketapel sering menjadi bagian dari permainan tradisional anak laki-laki, baik untuk melatih ketangkasan maupun sebagai sarana hiburan di tengah keterbatasan teknologi masa itu. 

Seiring berjalannya waktu, ketapel mengalami berbagai inovasi. Di tingkat global, ketapel kini dirancang dengan bahan modern seperti serat karbon dan dilengkapi alat bidik. 

Namun, di Maluku Utara, penggunaan ketapel tetap sederhana, melestarikan nilai tradisionalnya. Selain menjadi mainan, ketapel juga memiliki nilai simbolis. Dalam beberapa aksi protes di berbagai belahan dunia, ketapel digunakan sebagai alat perlawanan.

Namun, di Maluku Utara, ketapel tetap dikenang sebagai simbol nostalgia masa kecil dan kreativitas masyarakat lokal. Meskipun telah ada berbagai alat modern, ketapel tetap menjadi bagian penting dalam budaya anak-anak di Maluku Utara. 

Nilai sejarah dan keberagaman fungsinya menjadikan ketapel lebih dari sekadar mainan, tetapi juga warisan budaya yang patut dilestarikan.
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak