Halsel,ABARCE.COM – Juru bicara pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara nomor urut 2, Aliong Mus-Sahril Thahir (AM-SAH), mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) agar menindak tegas calon Bupati dan Wakil Bupati Halsel nomor urut 3, Bassam-Helmi, atas dugaan pelanggaran pemilu.
Menurut Mansyur Abd. Fatah, atau yang kerap disapa Chulen, Bassam-Helmi diduga mengganggu jalannya kampanye terbatas yang dilaksanakan Aliong Mus di Desa Guruapin, Kecamatan Kayoa, Halmahera Selatan, pada Jumat (08/11/2024).
"Apa yang dilakukan oleh pasangan nomor urut 3 ini merupakan bentuk pelanggaran pemilu dan telah menciderai prinsip demokrasi," ujar Chulen pada Sabtu (09/11/2024).
Chulen menjelaskan bahwa Bassam-Helmi bersama rombongan mereka seharusnya menunggu hingga Aliong Mus menyelesaikan kampanyenya. Namun, alih-alih menghormati jadwal kampanye kandidat lain, Bassam-Helmi justru diduga menerobos kerumunan massa saat Aliong Mus tengah berorasi.
"Kami mendesak Polres Halsel, Polda Maluku Utara, serta Gakkumdu untuk segera mengambil langkah hukum terhadap pasangan calon nomor urut 3 beserta rombongan yang secara sengaja melakukan tindakan provokatif yang menyebabkan sedikit gesekan di lokasi kampanye," tegas Chulen.
Lebih lanjut, Chulen menyebut tindakan Bassam-Helmi tersebut sebagai indikasi kepanikan melihat dukungan kuat terhadap AM-SAH di Halsel, khususnya di Kecamatan Kayoa.
"Mungkin Bassam-Helmi merasa terancam dengan kekuatan AM-SAH, tetapi tindakan mereka mencerminkan sikap tidak dewasa dan mengabaikan etika politik. Ini adalah pelanggaran terhadap Pasal 280 ayat 1 huruf d dan f dalam aturan kampanye pemilu," tambahnya.
Selain meminta tindakan terhadap Bassam-Helmi, Chulen juga meminta APH mengevaluasi kinerja lembaga pengawas pemilu setempat yang dinilai kurang efektif dalam memastikan kampanye berlangsung aman, damai, dan tertib.
Di akhir pernyataannya, Chulen mengimbau para pendukung AM-SAH untuk tetap menjaga kedamaian Pilkada. "Kepada seluruh pendukung dan simpatisan AM-SAH, mari kita tetap menjaga Pilkada damai dan tidak terpancing oleh perilaku provokatif. Kita harus memberikan contoh politik yang mendidik dan menjadi pelopor bagi terselenggaranya Pilkada damai," tutup Chulen.