Halbar, ABARCE.COM- Gunung Ibu di Maluku Utara mengalami erupsi pada Selasa pagi, 5 November 2024, pukul 08.38 WIT. Kolom abu yang dihasilkan mencapai ketinggian sekitar 600 meter di atas puncak atau sekitar 1.925 meter di atas permukaan laut. Abu terpantau berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan bergerak ke arah timur laut.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum sebesar 28 mm dan berlangsung selama kurang lebih 54 detik.
Berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Gunungapi Ibu, Gunung Ibu saat ini berada pada Status Level III (Siaga), yang menunjukkan potensi erupsi lebih lanjut.
Dalam situasi ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi untuk memastikan keselamatan masyarakat.
Di antaranya, masyarakat sekitar dan pengunjung diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di radius 4 kilometer dari puncak Gunung Ibu. Selain itu, terdapat perluasan zona bahaya sejauh 5 kilometer ke arah bukaan kawah di sisi utara.
PVMBG juga mengingatkan masyarakat yang berada di area terdampak abu vulkanik untuk menggunakan masker dan kacamata pelindung guna menghindari dampak negatif dari paparan abu jika terjadi hujan abu di daerah sekitar.
Penting pula bagi masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpancing oleh informasi yang belum jelas kebenarannya.
Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat diimbau untuk terus berkoordinasi dengan PVMBG di Bandung maupun Pos Pengamatan Gunung Ibu di Gam Ici untuk memperoleh informasi terkini mengenai perkembangan aktivitas gunung.
Koordinasi ini penting guna memastikan keselamatan masyarakat serta antisipasi cepat jika terjadi peningkatan aktivitas vulkanik.
Sebagai upaya mencegah kepanikan, PVMBG mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga suasana kondusif di sekitar wilayah terdampak. PVMBG mengimbau agar masyarakat tidak menyebarkan informasi yang tidak valid dan selalu mengikuti arahan dari instansi terkait.
Gunung Ibu yang memiliki aktivitas vulkanik cukup tinggi ini masih menjadi fokus pemantauan intensif dari PVMBG. Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan mematuhi seluruh rekomendasi yang diberikan untuk menghindari risiko yang lebih besar akibat potensi aktivitas lanjutan dari gunung berapi ini.