Ternate, ABARCE.COM-untuk mendukung pasangan calon Husain Alting-Asrul Rasid Ichsan, dengan meninggalkan calon dari partai koalisinya, Benny Laos-Sarbin Sehe, menciptakan gelombang ketidakpastian di kalangan pendukung NasDem.
Dukungan ini dapat dilihat lewat baliho yang dipampang di Lapangan Salero, hal ini tentu bisa mencerminkan arah politik partai yang ia pimpin.
Situasi ini jelas menunjukkan bahwa Tauhid lebih mengutamakan kepentingan pribadi ketimbang kepatuhan terhadap keputusan resmi DPP NasDem. Ketidakhadirannya , dalam pertemuan strategis menambah spekulasi bahwa terdapat friksi dalam tubuh partai.
Ketika seorang pemimpin daerah memilih untuk mendukung calon lain, pertanyaan yang muncul adalah: apakah NasDem masih memiliki soliditas di level lokal?
Dampak dari keputusan ini bisa jadi berpotensi merugikan NasDem dalam pemilihan kepala daerah. Keraguan mulai mengemuka di kalangan pendukung, yang mempertanyakan konsistensi dan integritas partai.
Publik pun mulai menilai kemampuan Tauhid dalam memimpin, menimbulkan pertanyaan apakah ia masih bisa diandalkan untuk membawa partai menuju kemenangan.
Perpecahan internal ini perlu mendapat perhatian serius. Evaluasi dan langkah strategis harus diambil untuk memulihkan kekompakan partai, terutama menjelang pemilu yang semakin dekat.
Tindakan Tauhid bisa menjadi preseden buruk bagi partai-partai lain dalam koalisi, yang mungkin juga akan merasakan dampak dari sikap serupa.
Kedepannya, langkah apa yang akan diambil Tauhid? Apakah ia akan kembali ke jalur partai atau tetap pada pendiriannya? Jawaban atas pertanyaan ini menjadi sangat krusial bagi masa depan NasDem di Ternate.
NasDem harus segera mengambil tindakan untuk memperkuat posisinya, jika tidak, perpecahan yang ada bisa berujung pada kerugian yang lebih besar dalam pertarungan politik mendatang.