AJI Ternate Gelar Pelatihan Prebunking Cekfakta untuk 25 Jurnalis


Ternate, ABARCE.COM – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Ternate, Maluku Utara, berkolaborasi dengan Google News Initiative menggelar training prebunking cek fakta bagi 25 jurnalis terpilih se-Malut selama 2 hari dimulai Sabtu dan Minggu (9-10/3/2024) di Hotel Grand Majang. 


Training ini menghadirkan trainer cek fakta dan prebunking AJI Indonesia, Adi Marsiela dan Artika Rachmi Farmita dari Tempo.co yang mengulas pentingnya mengenali berita hoaks, indikasi pelaku dan tips menghentikan penyebarannya.


Adi Marsiela dan Artika menjelaskan sekaligus memberi praktek kepada jurnalis mengenai perbedaan konten prebunking dan debunking serta memberi praktek langsung membuat video pre-debunking. 



Prebunking adalah metode atau tindakan proaktif untuk mencegah atau mengantisipasi sebelum menyebarkanya berita hoaks, disinformasi, maupun ujaran kebencian. Sedangkan, debunking adalah upaya kontra narasi yang dilakukan seseorang atau lembaga untuk melawan hoaks dengan melakukan pengecekan fakta. 


Ketua AJI Ternate, Ikram Salim mengatakan, pelatihan itu bertujuan meningkatkan kapasistas jurnalis sebagai pilar penting dalam memberi edukasi masyarakat dengan konten jurnalistik digital berkualitas. 


Dia menyebut, saat ini kita menyaksikan transformasi dramatis dalam cara informasi disebarkan dan dikonsumsi. Kemajuan teknologi dan kemudahan akses ke internet memungkinkan siapapun untuk menjadi pembuat dan penyebar informasi, memberikan kekuatan dan tantangan yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan.


“Di tengah kemudahan ini, muncul ancaman serius yang kerap kali diabaikan: penyebaran informasi palsu atau disinformasi. Disinformasi dapat menciptakan kerusakan yang signifikan, baik di tingkat individual maupun kolektif. Dampaknya meluas dari merusak reputasi hingga memicu konflik sosial dan politik,”jelas Ikram.


Penting untuk diakui, lanjut Ikram, bahwa kecepatan penyebaran informasi di era digital ini menciptakan tantangan baru dalam menanggapi disinformasi. Proses ini seringkali terlalu cepat, dan kerugian dapat terjadi sebelum informasi palsu dapat diidentifikasi dan dikoreksi. Oleh karena itu, strategi proaktif untuk melawan disinformasi menjadi semakin mendesak.


“Training prebunking muncul sebagai solusi yang menjanjikan. Prebunking adalah pendekatan yang memungkinkan individu untuk mengembangkan ketahanan terhadap disinformasi sebelum mereka terpapar informasi yang salah. Ini mencakup pengembangan keterampilan kritis dan literasi digital yang dapat membantu individu mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespons informasi dengan bijak,”tandas Ikram.  

Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat membuat konten prebunking maupun mengaplikasikan ilmunya dalam pekerjaan mereka. AJI juga menyediakan beasiswa atau fellowship kepada 10 jurnalis terpilih untuk membuat konten prebunking. (Red) 

Lebih baru Lebih lama
abarce

Formulir Kontak